Biografiku.com – Profil Sejarah Singkat VOC, Sebuah kisah Perusahaan Dagang Terbesar dan Terkaya di Dunia. Vereenigde Oostindische Compagnie alias VOC merupakan sebuah kongsi dagang Hindia Timur milik Belanda. VOC merupakan sebuah sejarah yang sangat lekat dengan Indonesia.
VOC bisa dikatakan adalah perusahaan multinasional pertama di dunia sekaligus pendiri dan emiten pertama dalam bursa saham paling pertama sepanjang sejarah di dunia yakni Amsterdamse Effectenbeurs.
Perusahaan VOC adalah perusahaan terbesar dan terkaya sepanjang sejarah di dunia. Seperti apa sejarah VOC yang pernah beroperasi selama hampir 2 abad tersebut sebelum runtuh?
Profil Sejarah VOC dan Proses Berdirinya VOC
Sejarah VOC memang mempunyai kaitan erat dengan penjelajahan dunia. Sekitar abad ke-16 daratan Eropa sedang dilanda cukup banyak perang.
Di Belanda sendiri ada Dutch Revolt atau Revolusi Belanda. Revolusi ini yang terjadi di Low Countries sebutan untuk negara-negara yang ada di pesisir barat laut Eropa.
Kondisi ini membuat para pedagang merasa perlu untuk mencari pusat perdagangan di Timur terutama yang kaya akan komoditas rempah-rempah yang kala itu menjadi Primadona.
Penjelajahan Menuju Pulau Rempah-Rempah Maluku
Dimulai dari Cornelis de Houtman dan saudaranya Frederick de Houtman yang menjadi orang Belanda yang membuka jalur pelayaran Belanda ke nusantara dalam rangka mencari rempah-rempah seperti lada dan pala.
Pelayaran awal yang terjadi antara tahun 1595 sampai 1597 menjadi jalan untuk mendapatkan informasi jalur pelayaran ke nusantara.
Kemudian diikuti dengan pelayaran pelayaran selanjutnya misalnya dilakukan oleh Jacob van Neck yang menjadi orang Belanda pertama yang tiba di Maluku. Pulang dari Maluku membawa keuntungan 400% dari perdagangan rempah-rempah yang dilakukannya.
Kemudian makin banyak para pelaut dan pedagang Belanda yang datang ke nusantara. Para pelaut Belanda ini kemudian ikut terlibat dalam politik misalnya ketika bergabung dengan penduduk tanah Hitu di Seram dan di beberapa pulau lainnya di Maluku, Untuk melawan orang-orang Portugis yang terlebih dahulu datang ke Indonesia.
Namun investasi perdagangan rempah mempunyai risiko yang sangat besar. Selain karena perjalanan jauh dan memakan biaya yang banyak, ada pula ancaman bajak laut, penyakit, serta fluktuasi harga dan persediaan bahan baku.
Perjalanan Frederick de Houtman misalnya, ia kembali ke Belanda dengan separuh kru kapal saja, separuh yang lain meninggal dalam pertempuran, penyakit dan lain sebagainya.
Berdirinya VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie)
Latar belakang VOC dimulai dari sebuah ide untuk membuat semacam kongsi atau kartel yang mampu mengontrol suplai rempah.
Kongsi ini menjamin agar perdagangan dan pelayaran bisa berjalan tanpa hambatan dari persaingan bisnis maupun dari para bajak laut. Inilah yang menjadi tujuan VOC.
Sejarah berdirinya VOC dimulai pada tahun 1600. ketika itu Inggris mengadopsi pendekatan kongsi dagang dengan mendirikan The English East India Company (EIC).
Hal ini kemudian dilihat Belanda sebagai ancaman, pemerintah Belanda kemudian mensponsori berdirinya VOC pada tahun 1602.
Hak Eksklusif VOC
Pemerintah Belanda kemudian memberi VOC beberapa hak eksklusif yakni hak monopoli perdagangan di Asia. VOC meripaka merger atau gabungan 4 perusahaan dagang, yakni Brabantse Compagnie, Compagnie van Verre, Compagnie can De Moucheron dan Veerse Compagnie.
Dalam sejarah VOC, ia kemudian diberikan hak untuk memonopoli, menjual kembali pala, cengkeh dan bunga pala dengan harga mencapai 14 hingga 17 kali lipat dari harga yang dibayarkan di Nusantara.
VOC juga diberi hak untuk membangun benteng pertahanan, memiliki tentara sendiri dan membuat perjanjian dengan penguasa penguasa setempat di Asia bahkan boleh menyatakan perang atau menyatakan perdamaian di wilayah di luar Belanda.
Memerintah daerah tersebut, mengeluarkan mata uang hingga memungut pajak. Banyak yang menyebut VOC sebagai negara dalam negara.
Pada tahun 1610 diperkenalkan posisi Gubernur Jenderal. Walaupun demikian, kontrol atas perusahaan ini tetap ada ditangan Heeran XVII yang merupakan pemimpin VOC. Heeran XVII yakni sebuah dewan pemegang saham yang beranggotakan 17 orang.
VOC Menyerang Jayakarta dan Mendirikan Batavia
VOC makin bertambah kuat ketikaJan Pieterszoon Coen ditunjuk menjadi Gubernur Jenderal VOC. Ia melihat VOC bisa menjadi penguasa Asia baik dari sisi politik maupun ekonomi, maka pada tanggal 30 Mei 1619 berbekal 19 kapal, Ia menyerang Jayakarta yang kala itu dikuasai oleh Kerajaan Banten.
Jan Pieterszoon Coen berhasil mengalahkan pasukan kerajaan Banten. Ia kemudian mendirikan kota Batavia sebagai Markas Besar (Headquarters) VOC. Kemudian pada tahun 1626 hampir seluruh tanaman di Kepulauan Banda digantikan dengan cengkeh dan pala untuk kebutuhan ekspor.
VOC, Perusahaan Terkaya Dalam Sejarah
Program ini membuat VOC terus berkembang pesat menjadi kekuatan yang sangat besar. Hingga tahun 1669, Perkembangan VOC sangat pesat.
VOC menjadi perusahaan terkaya dalam sejarah dunia dengan aset 150 perahu pedagang, 40 kapal perang, 50 ribu pekerja dan 10 ribu tentara.
Pembagian keuntungan hingga 40%. VOC tercatat kerap mengalami konflik dengan Inggris, dinamika hubungan tersebut terus memburuk setelah terjadi pembantaian di Ambon pada tahun 1623.
Kala itu terjadi penyiksaan dan eksekusi yang dilakukan oleh VOC kepada 20 orang diantaranya ada 10 pegawai British East India Company atas tuduhan penghianatan.
Konflik Dengan Inggris
Ini adalah buah dari persaingan anatara kedua perusahaan dalam perdagangan rempah hingga menjadi sumber ketegangan antara kedua negara.
Persaingan Ini akhirnya memuncak dalam perang bernama Anglo-Dutch Wars antara Inggris dan Belanda pada tahun 1652 sampai 1784.
Perang antara Inggris dan Belanda ini terjadi dalam empat tahap. Pasca perang tahap keempat antara tahun 1780 sampai 1784, VOC berangsur mengalami krisis finansial.
Kemunduran VOC
Jan de Vries dan Ad Van der Woude dalam bukunya The First Modern Economy menyebutkan ada beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran VOC.
Mulai dari perubahan peta politik dan ekonomi di kawasan Asia. Tingginya angka kematian pekerjanya. Serta korupsi yang menjangkiti para petinggi VOC dan kebijakan deviden besar yang membebankan perusahaan.
Selain itu sejumlah peperangan yang dilakukan VOC misalnya melawan Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan memakan biaya yang sangat besar.
Selain itu ongkos untuk membayar pegawai non-inlander juga tidak murah. Belum lagi saingan dagang yang terus bertambah serta upaya-upaya invasi yang tiada habis-habisnya.
VOC Dibubarkan
Pada akhirnya VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799. Adapun aset atau warisan yang ditinggalkan VOC lantas diambil alih oleh pemerintah Belanda yakni Kantor dagang, gudang, benteng, daerah kekuasaan serta berupa utang sebesar 136,7 juta gulden.
Walaupun telah dibubarkan, VOC selalu diingat sebagai perusahaan yang besar mengeruk kekayaan alam di Indonesia bahkan sebutan ‘Kompeni’ oleh penduduk Indonesia kepada yang disematkan pada penjajah Belanda berasal dari nama VOC itu sendiri.