Biografiku.com | Profil dan biografi Syekh Ali Jaber. Beliau dikenal sebagai seorang pendakwah sekaligus ulama di Indonesia yang berasal dari Madinah. Meskipun berasal dari Madinah, Syekh Ali Jaber diketahui memilih berkewarganegaraan Indonesia. Ia dikenal sebagai juri dari pada program televisi Hafiz Indonesia dan kerap tampil di stasiun Televisi saat berceramah.
Biografi Syekh Ali Jaber
Syekh Ali Jaber lahir dengan nama lengkap Syekh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber. Ia dilahirkan di Madinah pada tanggal 3 Februari 1976. Ia merupakan anak pertama dari 12 orang bersaudara. Ayahnya dikenal sebagai seorang penceramah di Arab Saudi.
Oleh karena itu, ia mengingkan anaknya agar dapat sepertinya menjadi seorang pendakwah dan memperjuangkan syiar agama Islam. Syekh Ali Jaber mengenyam pendidikan formal seperti anak kebanyakan dari madrasah Ibtidaiyah tahun 1989 hingga madrasah Aliyah di Madinah.
Hafal 30 Juz Alquran di Usia 10 Tahun
Dibawah bimbingan sang ayah, Syekh Ali Jaber sejak kecil tepatnya di usia 10 tahun sudah menghafal 30 juz Alquran. Ayahnya bahkan dikenal keras dalam mendidik Syekh Ali Jaber dalam urusan Agama. Ia tak segan untuk memukul anaknya jika menunaikan shalat.
Syekh Ali Jaber kemudian mengamalkan ilmu agama yang ia dapat dengan berdakkwah di masjid-masjid di Madinah. Di usia 13 tahun, Syekh Ali Jaber sudah dipercaya menjadi imam di salah satu masjid di kota Madinah (Tribunnewswiki, 2020).
Belajar dari Para Ulama di Madinah
Setelah menamatkan pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyah tahun 1995 di Madinah, Syekh Ali Jaber menerima bimbingan dari para ulama di Madinah mengenai pendalaman Alquran. Beberapa ulama yang menjadi guru Syekh Ali Jaber seperti Syekh Abdul Bari’as Subaity yang dikenal sebagai imam masjid Nabawi dan Masjidil Haram.
Syekh Ali Jaber juga mendapatkan bimbingan dari Prof. Dr. Abdul Azis Al Qari’ yang diketahui merupakan Ketua Majelis Ulama Percetakan Al-Qur’an Madinah serta Syekh Muhammad Ramadhan yang merupakan Ketua Majelis Tahfidzul Qur’an di Masjid Nabawi.
Menetap di Indonesia
Setelahnya, ia mulai banyak berdakwah di masjid di kota Madinah. Beliau juga menjadi guru tahfiz Quran di Masjid Nabawi serta imam shalat di salah satu masjid di Madinah. Syekah Ali Jaber kemudian terbang ke Indonesia dalam rangka berdakwah dan mengunjungi Lombok, Nusa Tenggara Barat pada tahun 2008.
Disana pula ia bertemu dengan Umi Nadia yang kemudian ia nikahi. Dari pernikahannya dengan Umi Nadia, Syekh Ali Jaber memiliki seorang putera yang bernama Fahad Ali Jaber. Dan selama tinggal di Lombok, Indonesia, beliau menjadi guru hafalan Alquran, Imam salat, dan khatib di Masjid Agung Al-Muttaqin Cakranegara.
Dalam kunjungannya ke Jakarta, Syekh Ali Jaber kemudian diminta menjadi imam shalat taraweh dan Shalai Ied di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta. Tak lama kemudian beliau juga menjadi guru mengaji di masjid tersebut.
Berdakwah Keliling Indonesia
Dakwahnya yang bagus membuat Syekh Ali Jaber mulai dikenal masyarakat Indonesia. Ia banyak menerima undangan di berbagai wilayah di Indonensia untuk berceramah. Penyampaiannya mengenai Alquran serta hadist sangat rinci dan mudah dimengerti. Tak heran bila ia banyak disukai oleh masyarakat.
Dedikasinya yang tinggai dalam berdakwah keliling Indonesia membuat pemerintah Indonesia melalui presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan Syekh Ali Jaber kewarganegaraan Indonesia tahun 2012. Sejak saat itu, beliau kemudian mulai dipercaya menjadi juri dalam acara Hafiz Indonesia yang ditayangkan di RCTI.
Beliau juga rutin dalam mengisi acara berjudul Damai Indonesia yang diadakan di TVOne. Syekh Ali Jjaber bahkan pernah menjadi pemeran dalam film drama Islami yang berjudul Surga Menanti tahun 2016.
Selama berdakwah keliling Indonesia, beliau pernah mengalami peristiwa ditusuk oleh orang yang tak dikenal saat membawakan ceramah di Lampung. Akibat penusukan tersebut, Syekah Ali Jaber mengalami luka tusuk yang menyebabkan ia mendapatkan 10 jahitan di tangannya.
Disamping kesibukannya dalam berdakwah, Syekh Ali Jaber juga mengelola yayasan yang ia dirikan bernama Yayasan Syekh Ali Jaber yang beralamat di Jakarta. Yayasan yang ia dirikan ini berfokus pada pengembangan pendidikan khusunya mengenai Alquran dan Hadist.
Saat wabah covid-19 menyerang, Syekh Ali Jaber juga ikut terpapar virus tersebut. Akibatnya ia kemudian di rawat di rumah sakit dan sempat mengalami kritis karena gangguan pernafasan yang diakibatkan oleh virus covid-19.
Beberapa lama kemudian kondisinya sempat dinyatakan membaik dan sempat dinyatakan terbebas dari Covid. Namun hanya beberapa hari saja, kondisinya kembali memburuk. Syekh Ali Jaber dinyatakan meninggal pada tanggal 14 januari 2021.