Biografiku.com | Soichiro Honda dikenal sebagai pendiri Honda. Saat ini perusahaan Honda menjadi salah satu produsen otomotif terbesar dan terkenal di dunia. Jatuh bangun membangun usahanya merupakan salah satu kisah dalam perjalanan hidup pendiri Honda ini. Ia merupakan sosok penting dibalik sejarah panjang perusahaan otomotif paling terkenal di dunia saat ini. Berkat temuan mesinnya kemudian melahirkan sebuah perusahaan otomotif terbesar di dunia yaitu Perusahaan Honda Motor Company. Berikut profil dan biografi Soichiro Honda.
Biodata Soichiro Honda
Nama | Soichiro Honda |
---|---|
Lahir | Hamamatsu, Jepang, 17 November 1906 |
Wafat | 5 Agustus 1991, Tokyo, Jepang |
Istri | Sachi Honda |
Orang Tua | Gihei Honda (ayah), Mika Honda (ibu) |
Anak | Hirotoshi Honda |
Dikenal | Pendiri Honda Motor Company |
Biografi Soichiro Honda
Soichiro Honda, begitulah namanya disebut. Pendiri perusahaan Honda ini lahir pada tanggal 17 November 1906 di Shizuoka, Jepang. Ayahnya bernama Gihei Honda dan ibunya bernama Mika Honda. Soichiro Honda memiliki satu orang saudara kandung laki laki bernama Benjiro Honda.
Masa Kecil
Sejak kecil Honda sudah memiliki ketertarikan mengenai mesin terutama mesin mobil. Ia bisa dikatakan cukup cerdas. Namun Hoanda sering malas bila ke sekolah.
Mengenai biografi Soichiro Honda, saat ia berumur 16 tahun ia diketahui tak mau melanjutkan sekolah.
Karena ia menganggap sekolah saat itu hanya membuang waktu. Ia hanya ingin mendalami tentang mesin mobil.
Akhirnya, ayahnya Gehei Honda yang mengerti betul tentang ambisinya mengenalkan kepada seorang teman di Tokyo bernama Kashiwabara, seorang direktur bengkel mobil bernama Art.
Bakat Mekanik Honda
Pada bulan Maret 1922, Soichiro Honda diantar ayahnya ke Tokyo untuk bekerja disana. Tapi bukan sebagai teknisi atau yang berhubungan dengan mesin, ia hanya sebagai pengasuh bayi. Bayi yang ia asuh adalah anak dari direktur bengkel Art.
Dari sanalah pengetahuan Honda tentang mesin berkembang. Ia mencuri-curi waktu pada saat bengkel tutup untuk sekedar melihat dan menganalisa mesin mobil.
Apalagi ketika ia menemukan sebuah buku di perpustakaan, dan mengumpulkan uang gajinya hanya untuk menyewa buku tersebut. Buku yang pertama ia baca adalah Sistem Pembakaran Dalam.
Pada suatu hari, ketika Soichiro sedang mengepel lantai, ia diajak majikannya untuk membantu di bengkel, karena hari itu bengkel sedang sibuk. Dan disinilah ia menunjukkan kemampuannya membetulkan mesin mobil Ford model T yang dikeluarkan pada tahun 1908.
Dengan pengetahuannya mencuri-curi waktu untuk sekedar mengintip mesin mobil dan ilmu yang ia dapat dari buku, akhirnya ia berhasil membuat takjub para teknisi lain.
Pada umur 18 tahun, ia pergi ke kota Marioka untuk membetulkan mesin mobil. Karena masih muda, sampai-sampai penjemput keheranan. “Tuan bengkel Art-nya sedang ke toilet ya?” tanya salah satu dari dua orang penjemput, karena sangat tidak percaya yang ia jemput hanyalah anak muda berumur belasan tahun.
“Sayalah yang anda maksud, terima kasih sudah menjemput saya” jawab Soichiro santai. Hihihi.. lucu juga kalau melihat wajah kedua penjemput itu.
Ketakjuban para teknisi tidak sampai disitu, saat ia mulai membongkar mobil pun, banyak yang tak percaya ia bisa memasangnya kembali. Tapi ternyata, ia berhasil membetulkan mobil tersebut.
Dengan prestasinya tersebut, pada usia 22 tahun Soichiro Honda sudah menjadi kepala bengkel Art, dan dipercaya untuk membuka cabang di kota Hamamatsu.
Honda Menjadi Kepala Bengkel
Dalam biografi Soichiro Honda seperti yang dikutip dari hamamatsu-daisuki.net, disebutkan bahwa pada tahun 1928, Soichiro menjadi kepala bengkel Art cabang Hamamatsu.
Awalnya bengkel tersebut hanya mempunyai 1 orang karyawan, tapi setelah 3 tahun berdiri, sudah mempunyai sekitar 50 orang karyawan.
Selama kurun waktu tersebut, masalah perbaikan mobil diserahkan kepada anak buahnya yang terlebih dahulu diberikan pengetahuan tentang mesin. Sedangkan Soichiro hanya memeriksa hasil kerja anak buahnya, dan lebih berkonsentrasi pada peningkatan kreativitas dan pengetahuannya dalam bidang mesin.
Sebagai kepala bengkel, ia terkenal galak dan keras. Ia tak segan untuk memukul kepala anak buahnya dengan obeng atau kunci pas (seperti yang terlihat di buku, entah itu benar atau tidak).
Dari seluruh karyawannya, terdapat dua golongan. Yang satu adalah yang bertahan dan yang melarikan diri. Dan biasanya, orang-orang yang bertahan adalah orang-orang yang menjadi teknisi handal.
Pada kurun waktu 3 tahun, Soichiro membuat veleg mobil yang terbuat dari besi. Di masa itu, veleg mobil terbuat dari kayu, sehingga jika digunakan dalam jangka waktu yang lama, poros veleg tersebut akan longgar. Pada tahun 1933, ternyata Soichiro sudah mulai membuat mobil balap dengan tangannya sendiri, yang ia namakan Curtis.
Nama Curtis diambil dari nama mesin yang ia gunakan, mesin pesawat jenis Curtis A1. Dengan mobil buatannya, ia pernah menjuarai balapan tetapi hanya sebagai navigator, bukan sebagai pembalap.
Di tahun yang sama, Soichiro menikah dengan Sachi, seorang wanita berpendidikan. Kehadiran Sachi yang berpendidikan, bagi Soichiro yang tidak menjalani pendidikan formal menjadi sangat besar artinya.
Sachi tidak hanya berperan sebagai istri, tapi juga guru yang mengajarkan tata krama dan ilmu-ilmu dasar. Tapi yang paling besar artinya adalah bagaimana Sachi mengerti tentang minat Soichiro pada bidang teknik.
Dari Piston Ring ke Sepeda Motor
Pada tahun 1934, Soichiro berencana membuat mobil sendiri. Bukan mengambil mesin mobil dari merek-merek terkenal di masa itu.
Niat itu pun ia jalani dengan terlebih dahulu membuat ring piston. Di tahun 1935, tepat disamping bengkel Art ia membuat papan nama Pusat Penelitian Ring Piston Art.
Piston Ring Buatan Honda
Ring piston buatan Soichiro selalu gagal, karena ia sama sekali tak mengerti masalah pencampuran logam. Karena ring piston buatannya selalu patah atau menggores dinding slinder.
Akhirnya ia datang ke Sekolah Tinggi Hamamatsu jurusan mesin, dan diberitahu bahwa ada campuran lain yang diperlukan untuk membuat ring piston, diantaranya silikon.
Dengan informasi yang ia terima, akhirnya ia punya tekad yang bulat untuk melanjutkan sekolah, walaupun saat itu Soichiro sudah berumur 28 tahun.
Akhirnya 3 tahun kemudian, tepatnya tanggal 20 November 1937 ring piston berhasil dibuatnya. Dan pada tahun 1938 ia mendirikan pabrik pembuatan ring piston bernama Tokai Seiki. Sedangkan bengkel yang ia kepalai diserahkan kepada anak buahnya untuk dikelola.
Bengkel yang ia dirikan akhirnya berproduksi secara resmi pada tahun 1941 setelah ada investor dari Toyota, perusahaan yang didirikan oleh Sakichi Toyoda. Pada tahun 1945, Saat perang dunia 2 berkecamuk, Bengkelnya kala itu hancur di bom oleh pihak sekutu. Dan Jepang juga kalah dalam perang.
Putus Asa dan Hampir Menyerah
Dan hidup Soichiro menjadi terlunta-lunta. Ia tak mengerjakan pekerjaan apapun saat itu. Tidak ada niat lagi untuk membangun pabrik, bahkan ia hanya ingin belajar bermain suling saat itu. Honda bahkan terlihat hampir menyerah.
Di masa setelah perang, dimana benda-benda masih sangat langka, justru industri tekstil berkembang sangat pesat saat itu. Kabarnya, orang-orang yang mempunyai mesin tenun, sekali menggerakkan mesinnya, ia bisa mendapatkan 10 ribu yen.
Dan saat itu Soichiro berfikir bagaimana membuat mesin tenun yang lebih canggih dari yang ada saat itu. Ia pun mendirikan pabrik pembuatan mesin tenun yang akhirnya terhenti karena kurang modal.
Sepeda Motor Pertama Honda
Saat pabrik yang ia buat terhenti, ada seorang teman yang menawarkan mesin pemancar radio bekas kegiatan perang yang ternyata berjumlah 500 buah.
Dan Soichiro diminta untuk memanfaatkan mesin tersebut. Setelah melihat sepeda, ia pun berniat membuat sepeda motor dengan mesin pemancar radio.
Cara mengendarai sepeda motor saat itu juga sangat berlainan dengan yang ada sekarang. Pertama-tama mesih harus dipanaskan dengan api, dan digenjot minimal 30 menit, baru mesin bisa digunakan. Tapi tetap saja laku keras, dan kapasitas produksi saat itu 1 unit lebih dalam 1 hari. Dalam setahun saja, 500 buah pemancar radio habis.
Dengan prestasi tersebut, Soichiro terus mengembangkan mesin sepeda motor, dan berhasi menciptakan sepeda motor yang dinamakan Dream D, setelah membuat mesin A, B, dan C. Motor buatan Soichiro ini adalah mesin 2 tak dengan 98 cc dan kecepatan maksimum hanya 50 km/jam.
Bersamaan dengan akan dipasarkannya Dream D, seorang marketer hebat bernama Fujisawa ikut menggabungkan diri dengan Soichiro dan membangun pabrik pembuatan sepeda motor.
Kemudian selanjutnya, kehadiran Fujisawa membawa perubahan besar terhadap perusahaan bernama Honda.
Sebelum Dream D dipasarkan, Fujisawa menguju coba motor tersebut kepada masyarakat. Dan diketahui, karena Dream D adalah motor 2 tak, maka kebisingan yang dibuat menjadi masalah.
Dan dengan demikian, Fujisawa memaksa Soichiro untuk membuat mesin 4 tak yang miskin suara kebisingan. Akhirnya mesin 4 tak dibuat dan berhasil menjadi nomor satu di Jepang. Dengan mesin 4 tak ini, kecepatan maksimum adalah 75 km/jam.
Perusahaan Honda Saat Ini
Sekarang perusahaan Honda menjadi salah satu perusahaan otomotif terbesar didunia bersaing dengan Yamaha, Toyota dan juga perusahaan otomotif lain.
Produknya bukan saja motor melainnya mobil serta alat-alat teknologi lainnya seperti Robot. Dimana semua kesuksesan perusahaan itu dimulai dari mimpi pendirinya Soichiro Honda.