Biografi Ryan Giggs. Ryan Joseph Giggs lahir di Cardiff, Wales, Inggris dengan nama Ryan Joseph Giggs, 29 November 1973 adalah seorang pemain sepak bola Wales dan gelandang legendaris asal Inggris. Ia merupakan salah satu pemain sayap terbaik sepanjang sejarah dan juga dikenal karena loyalitas di Manchester United. Ayah Ryan bernama Danny Wilson, seorang pemain rugby. Ibunya bernama Lynne. Adiknya, Rhodri Giggs, juga seorang pemain sayap yang bermain untuk FC United of Manchester, sebuah klub non-liga yang didirikan oleh fans yang tidak setuju akan pengambilalihan Manchester United oleh Malcolm Glazer.
Klub Ryan sekarang ini dan satu-satunya sampai sekarang ini adalah Manchester United. Ryan merupakan pemain terlama yang pernah membela klub ini dan merupakan pemain pertama terbanyak tampil untuk MU sepanjang sejarah (805 kali) setelah memecahkan rekor Sir Bobby Charlton (758 kali). Ia sudah bersama United memenangkan dua belas kali gelar juara liga (mengalahkan rekor yang disandang oleh pemain Liverpool F.C., Alan Hansen dan Phil Neal yaitu sembilan kali), empat gelar FA Cup, dua gelar League Cup dan dua gelar Liga Champions.
Ryan Giggs patut menjadi panutan pesepakbola muda jaman ini. Loyalitasnya membela United selama lebih dari 18 tahun sangat kontras dengan gaya pemain-pemain sekarang yang setiap musim pindah klub mencari bayaran lebih tinggi. Di dalam lapangan hijau, prestasinya tak ada duanya. Sejak usia muda, kecepatan dan terobosannya di sayap kiri menjadi senjata utama United era akhir 90-an hingga awal 2000-an. Kini di usia 34 tahun, Giggs mulai mengubah gaya permainannya menjadi lebih taktis, tak perlu terlalu banyak berlari tapi tetap saja berbahaya.
Kehidupannya di luar lapangan juga relatif lebih tenang daripada kehidupan penuh gemerlap pemain-pemain muda jaman sekarang, bebas dari pemberitaan-pemberitaan negatif di media. Seorang profesional sejati, demikian Sir Alex Ferguson mendeskripsikan Giggs. Kontrak Giggs di United masih terus hingga akhir musim depan. Apakah Giggs akan menggantung sepatu setelah itu belum ada yang tahu.
Giggs mendapat gelar Order of British Empire (OBE), dua tingkat di bawah gelar knighthood yang boleh menggunakan jabatan “sir”, dari Ratu Inggris 2007 lalu karena jasa dan pengabdiannya pada sepakbola Inggris. David Beckham dan Alan Shearer juga mendapat gelar yang serupa. Bicara prestasi, Giggs tak tertandingi. Bersama United dia juga peraih trofi terbanyak: 23 trofi, termasuk di antaranya 10 gelar juara liga (terbanyak dalam sejarah sepakbola Inggris), empat Piala FA, dua Piala Liga, dan tentunya dua Liga Champions Eropa. Giggs juga adalah pemegang rekor pemain dengan penampilan terbanyak untuk United hingga saat ini.
Karena begitu cemerlang di usia yang sangat muda, Sir Alex Ferguson mau tidak mau harus ekstra protektif terhadap Giggs. Giggs dilarang meladeni permintaan wawancara sampai usia 20 tahun. Padahal Giggs sudah mulai tampil di tim utama Red Devils sejak usia 17 tahun. Selama tiga tahun Giggs harus jaga jarak dengan para kuli tinta. Banyak gol Giggs masuk dalam nominasi “Gol Terbaik” atau “Gol Terindah”. Namun satu yang tak akan terlupakan adalah gol solo-run Giggs ke gawang Arsenal dalam laga semi-final Piala FA 1999. Giggs menggiring bola melewati hampir semua bek Arsenal, termasuk di antaranya Tony Adams dan Martin Keown, sebelum akhirnya menceploskan bola melewati hadangan David Seaman. Fantastis.
Bakat Ryan kecil pertama kali ditemukan di usia 13 tahun oleh pencari bakat dari Manchester City, namun Sir Alex Ferguson berhasil merayu Giggs untuk memilih United dengan menawarkan kesempatan untuk menjadi profesional dalam tiga tahun. Giggs pun akhirnya bergabung dengan United di usia 14 tahun. Nama lengkapnya saat kecil adalah Ryan Wilson, nama keluarga ayahnya. Tapi di usia 16 tahun, setelah kedua orang tuanya bercerai, Ryan memutuskan memakai nama keluarga ibunya karena ingin menunjukkan pada dunia kalau dia adalah anak dari ibunya.
Giggs sempat membela timnas junior Inggris saat masih duduk di bangku sekolah. Namun ketika ditelusuri garis keturunannya, Giggs ternyata tak punya darah Inggris dan hanya boleh membela Wales dan Sierra Leone, tanah air kakek dari ayahnya. Sayang sekali Giggsy tak pernah bisa tampil di Piala Dunia. Giggs punya rekor disipliner yang sangat bagus. Dia belum pernah menerima kartu merah dalam karir klubnya, dan hanya pernah sekali diusir wasit saat membela timnas Wales. Kartu merah itu didapatnya dalam laga melawan Norwegia pada 2001, di mana Wales kalah.
Di luar lapangan, Giggs sangat aktif terlibat dalam pelayanan masyarakat. Dia adalah duta UNICEF yang melangsungkan kampanye untuk mencegah tewasnya anak-anak akibat ranjau darat 2002 lalu. Giggs juga aktif dalam usaha pemberantasan rasisme di dunia sepakbola bersama bintang sepakbola lainnya seperti Rio Ferdinand dan Thierry Henry. Giggs pantas bermain untuk timnas Brasil, demikian menurut pelatih Carlos Dunga setelah timnya bertanding melawan Wales yang dikapteni Giggs 2006 lalu. Brasil menang 2-0, tapi Dunga berkata kalau Giggs pantas bermain untuk juara dunia lima kali itu bersama dengan bintang-bintang seperti Kaka dan Ronaldinho.