Biografiku.com |Â Biografi Rockefeller. Banyak yang menyangka jika sosok paling kaya saat seperti Bill Gates, Elon Musk, atau Jeff Bezos si pendiri Amazon. Namun kekayaan mereka sebenarnya tidak ada apa apanya jika dibandingkan dengan kekayaan dari keluarga Rockefeler yang dikenal sebagai keluarga terkaya di dunia.
Semua berawal dari sosok bernama John David Rockefeller yang dikenal sebagai pendiri dari dinasti Rockefeller. Pengusaha minyak ini dikenal memiliki banyak misteri serta konspirasi yang menyelubungi keluarga Rockefeller. Banyak yang mengatakan bahwa Rockefeller dapat mengendalikan perekonomian suatu negara.
Bahkan Gary Allen seorang wartawan Investigatif Amerika mengatakan dalam bukunya yang berjudul ‘Say No To The New World Order‘ bahwa Keluarga Rockefeller dapat menciptakan krisis moneter internasional hanya dalam waktu semalam.
Biodata Rockefeller
Nama : John David Rockefeller
Dinasti : Rockefeller
Lahir : New York, Amerika Serikat, 8 Juli 1839
Wafat : Florida, Amerika Serikat, 23 Mei 1937
Orang Tua : William Avery Rockefeller (ayah), Eliza Davidson (ibu)
Istri : Laura Spelman Rockefeller
Anak : John D. Rockefeller, Jr, Edith Rockefeller McCormick, Elizabeth Rockefeller Strong, Alta Rockefeller Prentice, Alice Rockefeller.
Biografi Rockefeller
Sejarah terkenalnya keluarga Rockefeller berasal dari kisah John David Rockefeller yang dilahirkan pada tanggal 8 Juli 1839 di New York, Amerika Serikat. Ia merupakan anak dari William Avery Rockefeller (ayah), Eliza Davidson (ibu).
John D. Roclefeller merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai seorang tukang kayu serta menjual berbagai ramuan herbal keliling. Sementara ibunya, Eliza bekerja sebagai seorang ibu rumah tangga yang mengasuh enam anaknya.
Masa Kecil
Sejak kecil John D. Rockefeller sudah terbiasa membantu ibunya di rumah mengejakan tugas-tugas rumah tangga biasa. Ia juga terbiasa berjualan permen untuk mendapatka uang. Ia juga rajin meminjamkan uang kepada tetangganya dan menarik bunga lebih dari pinjaman tersebut.
Keluarga John kemudian pindah ke New York pada tahun 1851. John kemudian belajar di Owego Academy. Setelah itu pada tahun 1853, keluarganya pindah ke Ohio dan John melanjutkan sekolah menengah atasnya di Cleveland’s Central High School.
Menjadi Asisten Pembukuan
Ia bahkan mengambil kursus mengenai pembukuan dan bisnis di Folsom’s Commercial College selama sepuluh minggu. Di usia 16 tahun, John Rockefeller bekerja sebagai asisten pembukuan di perusahaan Hewitt & Tuttle. Tiga bulan pertama kerjanya ia berhasil mengumpulkan sebanyak $50 dollar pada tahun 1855 atau setara 1.500 dollar di tahun 2018.
Di 1859, John Rockefeller bekerja sama dengan Maurice B. Clark dan menghasilkan sekitar $ 4.000 ($ 120.000 dalam dolar 2018). Kesibukan bisnisnya membuat ia menghindar dari wajib militer saat perang dunia I berkecamuk. John Rockefeller bahkan menyewa tentara pengganti dirinya.
Berbisnis Minyak
Clark & ​​Rockefeller beserta Samuel Andrews seorang ahli kimia bekerja sama membangun kilang minyak ketika bisnis perminyakan di negara Amerika sedang ‘booming’.
Berkat efisiensi serta kerja keras, mereka kemudian berhasil membangun bisnis kilang minyak mereka. Di tahun 1862, Rockefeller membeli kepemilikan perusahaan dari Clark sekitar $ 72.500 (setara dengan $ 2.1 juta pada 2018).
Ia mendirikan perusahaan minyak Rockefeller & Andrews Oil. John David Rockefeller kemudian melakukan banyak pinjaman serta menginvestasikan modalnya ke perusahaan minyaknya.
Ia juga menanamkan kembali keuntungan dari bisnis minyaknya dan mendirikan dua kilang minyak di wilayah Cleveland yang kemudian menjadi kilang minyak terbesar.
Setelah perang saudara Amerika berakhir, kilang minyak Cheveland menjadi salah satu dari lima kilang minyak terbesar yang memproduksi minyak di Amerika dan memberi pasokan minyak paling banyak di Amerika.
Mendirikan Standard Oil
Di tahun 1870, John D. Rockefeller menghapus kemitraan Rockefeller, Andrews & Flagler. Rockefeller kemudian mendirikan Standard Oil of Ohio. Dengan cepat perusahaan minyak Rockfeller menjadi pemasok minyak terbesar di Amerika. Hal ini juga di dukung oleh pertumbuhan cepat Industri Amerika setelah perang saudara Amerika terutama kereta api.
Standard Oil menjadi semakin berkembang ketika Rockefeller mengakuisisi satu demi satu perusahaan minyak saingannya. Sehingga di tahun 1872, Ia sudah menguasi 22 dari 26 perusahaan saingan di Cheveland. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan nama ‘The Cleveland Massacre‘.
Bahkan saingan Rockefeller yakni Charles Pratt dan Henry H. Rogers kewalahan menghadapi Standard Oil milik Rockefeller. Akhirnya perusahaan minyak milik Pratt dan Rogers diakuisisi oleh Rockfeller.
Meskipun memiliki banyak pesaing di Amerika, Standard Oil milik Rockefeller dengan cepat mendominasi bisnis penyulingan minyak di Amerika. Mereka kemudian menguasai 90 persen pasar minyak Amerika.
Monopoli Minyak
Dalam biografi rockefeller diketahui bahwa perusahaan Standard Oil milik Rockefeller menjual minyak jauh dibawah harga dengan harga yang bervariasi serta memberikan berbagai diskon kepada para pelanggan mereka.
Ini kemudian membuat ketergantungan para konsumen terhadap minyak dari Standard Oil milik Rockefeller. hal ini membuat banyak wartawan serta politisi ketika itu menuduhnya melakukan monopoli.
Rockefeller sudah memiliki lusinan perusahaan yang tersebar hampir di semua negara bagian Amerika ketika itu. Namun karena munculnya peraturan dari badan legislatif mengenai pembatasan perusahaan membuat Rockefeller mendirikan perusahan korporasi yang kemudian dikenal dengan nama Standard Oil Trust.
Memasuki akhir tahun 1890an, bisnis Rockefeller berkembang ke sektor pengolahan bijih besi serta baja dan bersaing ketat dengan ‘raja baja’ ketika itu yakni Andrew Carnegie. John D Rockefeller juga melakukan ekspansi bisnis minyak secara besar-besaran ketika itu.
Kaisar Industri Amerika
Dalam biografi Rockefeller diketahui saat itu media massa Amerika menjuluki John D. Rockefeller sebagai kaisar Industri Amerika. Itu karena kekuatannya dalam memonopoli industri Amerika khususnya minyak. Standard Oil menjadi perusahaan multinasional pertama dan terbesar di dunia saat itu.
Standard Oil memiliki tujuh anak perusahaan yakni The Ohio Oil Company, The Standard Oil Company, Standard Oil of New Jersey kemudian yang mempunyai anak perusahaan bernama Exxon. Ada juga Standard Oil of New York yang mempunyai anak perusahaan bernama Mobil. Kemudian Standard Oil of California yang kemudian bernama Chevron, Standard Oil of Indiana dan berubah nama menjadi Amoco serta Standard Oil of Kentucky.
[pullquote]….Keluarga Rockefeller dapat menciptakan krisis moneter internasional hanya dalam waktu semalam. – Gary Allen, Wartawan Amerika[/pullquote]
Di tahun 1911, Mahkamah Agung Amerika menetapkan bahwa Standard Oil milik Rockefeller melakukan monopoli ilegal. Akhirnya perusahaan tersebut ditutup dan dipecah menjadi 33 perusahaan.
Pria Terkaya Sejagad
Dipecahnya perusahaan Standard Oil membuat John D. Rockefeller sebagai pemegang saham terbesar menjadi pria terkaya di dunia saat itu.
Diakhir hayatnya sekitar tahun 1930an, John David Rockfeller berhasil mengumpulkan Kekayaannya sebesar 1.5 milyar dollar. Menurut Majalah Forbes pada tahun 2014 jika dikonversikan kenilai dollar kekayaan Rockfeller sekitar 341 milyar dollar.
Disamping itu John D. Rockefeller diketahui merupakan seorang dermawan. Ia menyumbangkan ratusan juta dollar kekayaannya kepada berbagai yayasan didang sosialm, kesehatan, agama serta pendidikan.
Kekayaan tersebut bahkan empat kali lipat jauh mengalahkan total kekayaan dari Pendiri Microsoft yakni Bill Gates dan pendiri Amazon yakni Jeff Bezos yang dianggap sebagai manusia terkaya di dunia abad ini.
John D. Rockefeller Wafat
John D. Rockefeller diketahui meninggal karena penyakit arteriosklerosis pada tanggal 23 Mei 1937 di Florida pada umur 97 tahun. Dia dimakamkan di Pemakaman Lake View di Cleveland.
Keluarga Rockefeller
John D. Rockefeller diketahui menikahi Laura Celestia Spelman di tahun 1864. Dari pernikahannya tersebut mereka dikaruniai anak berjumlah empat orang putri dan satu orang putra.
Sepeninggal John D. Rockefeller, bisnisnya kemudian dikelola oleh anak-anaknya. Terutama oleh putra laki-lakinya John Davidson Rockefeller Jr. Setelah itu diteruskan oleh cucu-cucu dari Rockefeller.
Rockefeller yang menguasai Standard Oil yang ketika itu telah dipecah sudah memiliki puluhan anak perusahaan. Empat diantaranya merupakan perusahaan minyak raksasa di dunia yakni ExxonMobil, Chevron, BP, serta Marathon.
Rockefeller juga memiliki keterlibatan di perusahan freeport ketika mencaplok tambang di Papua. Banyak yang beranggapan ini merupakan salah satu konspirasi Rockefeller di Indonesia.
Rockefeller juga memiiki kepemilikan di beberapa perusahaan baja di dunia. Selain itu keluarga Rockefeller juga menguasai Chase Bank dan First National City Bank yang memiliki banyak anak perusahaan perbankan di dunia.
Keluarga Rockefeller juga memiliki kepemilikan di majalah The Associated Press (AP) serta Majalah Time. Dan beberapa perusahaan properti besar di Amerika dan di luar negerinya.
Perusahaan-perusahaan diatas hanyalah sebagian kecil dari puluhan perusahaan besar yang dimiliki oleh Keluarga Rockefeller. Itulah yang menjadi mesin uang dari keluarga Rockefeller. Selain itu mereka juga memiliki koneksi kuat di pemerintahan Amerika.
Hingga saat ini keluarga Rockefeller merupakan sebagai salah satu keluarga terkaya di dunia sama seperti keluarga Rothschild. Kuatnya pengaruh Rockefeller di berbagai perusahaan besar membuat mereka bisa melakukan monopoli.
Maka tak mengerankan jika wartawan Amerika, Gary Allen mengatakan bahwa keluarga Rockefeller dapat membuat krisis moneter hanya dalam waktu semalam saja.