Biografiku.com | Profil dan Biografi Qin Shi Huang. Tokoh satu ini dikenal sebagai kaisar China yang pertama. Ia berasal dari dinasti Qin. Qin Shi Huang merupakan kaisar yang pertama kali menyatukan wilayah China. Walaupun dikenal karena serakah dan kejam, ia berjasa sebagai pendiri dari Tembok Besar China (Great Wall).
Kaisar China yang pertama ini juga merupakan orang yang terobsesi dengan keabadian sehingga konon ia menyuruh para prajuritnya mencari ramuan keabadian. Ia bahkan sampai mengorbankan 6000 gadis perawan untuk mendapatkan ramuan tersebut. Bagaimana kisahnya?
Biografi Qin Shi Huang
Qin Shi Huang dilahirkan dengan nama asli Ying Zhen. Ia diketahui lahir pada tanggal 18 Februari 259 SM. Ayahnya bernama Zhuangxiang yang merupakan raja dinasti Qin. Ibunya Lu Buwei yang dikenal dengan nama Ibusuri Zhao.
Ibunya adalah mantan selir seorang pedagang kaya. Ia berhasil mengangkat Zhuangxiang, ayah Qin Shi Huang naik takhta. Walaupun pada awalnya dia tidak ditunjuk sebagai penerus.
Ketika Ying Zhen atau Qin Shi Huang berusia 13 tahun, ia secara resmi naik tahta sebagai raja dinasti Qin pada tahun 246 SM. Kala itu kerajaan Qin sudah menjadi negara paling kuat di dataran China.
Naiknya Qin Shi Huang kelak akan menyatukan seluruh Tiongkok di bawah kekuasaannya. Negara-negara dari dinasti lain yang ada di China tengah menganggap dinasti Qin sebagai negara barbar.
Tetapi pada saat itu posisi negara Qin sangat kuat dengan wilayah di pinggiran barat pegunungan dengan pusatnya di provinsi modern Shaanxi. Dinasti Qin mengembangkan pemerintahan dengan birokrasi yang kuat. Serta organisasi militer yang kuat.
Ketika Ying Zhen atau Qin Shi Huang naik tahta, tindakan pertama Zhen sebagai raja dinasti Qin adalah mengeksekusi kekasih ibunya bergabung sebagai oposisi. Ia juga mengasingkan ibunya.
Hanya beberapa tahun berkuasa, Ying Zhen atau Qin Shi Huang sudah menguasai satu demi satu dari enam negara saingan yang kemudian membentuk China sebagai kekaisaran pada waktu itu. Ini berkat manajemen organisasi serta kecakapan para petinggi militer dinasti Qin. Wilayah terakhir yang ditundukkan oleh Ying Zhen atau Qin Shi Huang adalah dinasti Qi pada tahun 221.
Kaisar China Pertama
Dan untuk pertama kalinya China atau Tiongkok bersatu di bawah kekuasaan tertinggi Ying Zhen. Selanjutnya ia kemudian diangkat sebagai Kaisar China pertama. Untuk menandai pencapaiannya, Ying Zhen kemudian menamai dirinya dengan nama Qin Shi Huang yang berarti “Kaisar Pertama yang Berdaulat”.
Sebagai kaisar, Qin Shi Huang memulai reformasi birokrasi kekuasaan yang bertujuan untuk membangun pemerintahan yang sepenuhnya terpusat. Qin Shi Huang kemudian menghapuskan kekuasaan feodal teritorial di kekaisaran China.
Ia memaksa para pejabat dan bangsawan kaya untuk tinggal di ibu kota kerajaan yakni Xianyang. Tujuannya dengan maksud agar gerak-gerik mereka dapapt dengan mudah diawasi.
Selanjutnya ia membagi wilayah kerajaan menjadi 36 distrik provinsi yang masing-masing memiliki pasukan militer dan gubernur yang ditunjuk langsung ooleh kaisar Qin Shi Huang.
Kaisar Qin Shi Huang juga membangun jalan raya yang panjang dan rapi menghubungkan ibukota dengan kota-kota propinsi. Jalan raya itu dibangun sedemikian rupa yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk gerakan tentara pusat ke daerah-daerah.
Kaisar Qin Shi Huang juga membuat aturan mengenai ukuran baik untuk berat timbangan maupun panjang sesuatu barang. Dia menetapkan standar mata uang kerajaan, macam-macam peralatan, lebar serta panjang kendaraan.
Ia bahkan mengawasi konstruksi jalan raya dan saluran-saluran air. Dan dia juga menetapkan sistem hukum yang seragam untuk seluruh China berikut standar bahasa tulisan resmi kerajaan.
Pada tahun 220 SM, Kaisar Qin Shi Huang melakukan perjalanan kebeberapa wilayah kekuasaannya. Ia mengawasi serta melakukan konsolidasi organisasi kekaisaran. Ia juga membuat prasasti mengenai catatan keberhasilan dari kerajaannya.
Pendiri Tembok China
Selama berkuasa, Kaisar Qin Shi Huang terus memperluas wilayah kekuasaannya dengan cara melakukan penaklukan di bagian selatan China.
Daerah-daerah yang ditaklukkan dimasukkan ke dalam wilayah China. Juga di utara China dan di barat pasukannya berhasil melakuka penaklukan, namun dia tidak mampu menundukkan penduduknya secara permanen.
Untuk mencegah jangan sampai mereka menyerang China, Kaisar Qin Shi Huang menghubungkan berbagai dinding dan benteng yang memang sudah dibangun di perbatasan China utara sehingga menjadi jalur tembok raksasa.
Tembok besar tersebut yang kemudian dikenal dengan nama Tembok Besar China atau The Great Wall. Tembok besar ini juga digunakan untuk menahan serangan bangsa Mongol. Kaisar Qin Shi Huang kemudian dikenal sebagai pendiri tembok China.
Konstruksi dari proyek pembuatan tembok besar ini berikut dengan pertempuran-pertempuran dengan pihak luar dibebankan kepada penduduk melalui pajak tinggi. Hal ini membuat banyak pihak tidak senang dengan keputusan kaisar tersebut.
Tertarik Dengan Keabadian
Kaisar Qin Shi Huang sangat tertarik dengan sesuatu yang berhubungan dengan alkimia dan sihir. Dari situ ia menginginkan agar dirinya dapat abadi.
Oleh karena itu, ia memerintahkan para penyihirnya untuk datang ke istana. Mereka diperintahkan untuk membuat ramuan keabadian. Ia juga memerintahkan pasukannya untuk mencari cara menemukan ramuan keabadian.
Bahkan saking tertariknya kaisar pada keabadian, ia bahkan memerintahkan pasukannya untuk mengorbankan 6000 orang wanita perawan. Hal itu guna mendapatkan keabadian sesuai petunjuk para ahli sihirnya.
Tak mengherankan jika langkah yang dilakukan kaisar Qin Shi Huang ini membuat para pihak cendekiawan ataupun para sarjana menentang apa yang dilakukan oleh kaisar. Menurut mereka, ramuan keabadian tersebut yang diinginkan oleh kaisar hanyalah omong kosong belaka.
Akibat pendapat para sarjana dan cendekiawan ini, mereka kemudian dieksekusi. Pertentangan antara kaisar dan para kaum cendekiawan memuncak. Kaisar memerintahkan membakar semua buku yang ada di perpustakaan. Terkecuali buku mengenai ramalan, kedokteran, pertanian serta catatan sejarah dinasti Qin dan China.
Semua buku yang berisi doktrin mengenai ajaran Kong Hu Cu. dimusnahkan. Dengan dikeluarkannya aturan ini mungkin merupakan contoh pertama adanya sensor besar-besaran dalam sejarah. Kaisar bermaksud melabrak semua filosofi yang dianut oleh lawannya, khususnya paham Kong Hu Cu.
Tahun terakhir kekuasaan kaisar Qin Shi Huang lebih banyak didominasi oleh ketidakpercayaan yang terus tumbuh dari rakyatnya.
Karena kekejaman dan keserakahannya, ada tiga kali upaya pembunuhan terhadap kaisar. Karena percobaan pembunuhan ini membuat kaisar kemudian menutup akses ke istananya yang besar.
Makam Kaisar dan Pasukan Teracota
Kaisar Qin Shi Huang meninggal pada tanggal 10 September 210 SM. Jasadnya kemudian dimakamkan di kompleks pemakaman raksasa yang dipahat dari gunung. Kompleks ini kemudian dikenal sebagai Kompleks makam Kaisar Qin.
Pada tahun 1974, kompleks tersebut ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO. Pada tahun 1987, di sekitar kompleks pemakaman tersebut ditemukan sekitar sekitar 8.000 Prajurit Terakota (tanah liat) seukuran manusia.
Ditemukan juga patung kuda yang membentuk sebuah “pasukan” untuk raja yang telah meninggal. Sepeninggal kaisar Qin Shi Huang, Posisinya sebagai kaisar digantikan putera keduanya i Ying yang bergelar Kaisar San Shi Huang Di.
Tetapi, sang anak tidak memiliki kemampuan berkuasa seperti sang ayah. Karena itu beberapa pemberontakan pun meletus. Dalam tempo empat tahun, Zi Ying terbunuh dan berakhirlah kekuasaan dinasti Qin pada tahun 206 SM.