Biografiku.com – Biografi Jusuf Kalla. Ia dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses di Indonesia, Di Sulawesi Selatan nama Jusuf Kalla sangat terkenal sebagai salah satu tokoh penting disana. Jusuf Kalla dikenal sebagai seorang saudagar, politikus, serta ia juga pernah menjabat sebagai wakil presiden pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan juga Wakil presiden pada masa pemerintahan Joko Widodo. Berikut biodata dan biografi Jusuf Kalla.
Biodata Jusuf Kalla
Nama : Muhammad Jusuf Kalla
Lahir : 15 Mei 1942 di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan
Agama : Islam
Orang Tua : Hadji Kalla (ayah), Hj Athirah (ibu)
Istri : Mufidah Jusuf Kalla
Anak : Solihin Kalla, Chairani Kalla, Imelda Kalla, Muchlisa Kalla, Muswira Kalla
Biografi Jusuf Kalla
Ia dilahirkan dengan nama lengkap Muhammad Jusuf Kalla. Beliau dilahirkan di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, pada tanggal 15 Mei 1942. Jusuf Kalla merupakan anak kedua dari 17 bersaudara. Orang tua Jusuf Kalla dikenal sebagai seorang saudagar bugis yang terkenal bernama Hadji Kalla. Ibu Jusuf Kalla bernama Hj. Athirah.
Masa Kecil
Di masa kecilnya, Jusuf Kalla tinggal di Watampone, Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Ia memulai pendidikannya dengan bersekolah di SD II Watampone, Bone.
Namun saat ia diusia 10 tahun, ia bersama dengan saudara dan kedua orang tuanya kemudian pindah ke Makassar. Saat itu kondisi di watampone sedang tidak kondusif, terjadi banyak kekacauan ketika pemberontakan DI/TII meletus.
Di Makassar, Orang Tuanya membeli sepetak ruko yang kemudian menjadi tempat tinggal mereka. Hadji Kalla memilih untuk berdagang kain bersama dengan istrinya Hj Athirah.
Usaha kedua orang tuanya berkembang pesan. Hadji Kalla kemudian dikenal sebagai salah satu pengusaha terkenal di Makassar kala itu.
Di Makassar, Ayahnya memasukkan Jusuf Kalla di SMP Islam Datumuseng. Tamat dari sana, ia melanjutkan pendidikannya di SMA 3 Makassar.
Setelah pendidikan sekolahnya selesai, Jusuf Kalla memilih kuliah di Universitas Hasanuddin di Fakultas Ekonomi. Semasa kuliah, Jusuf Kalla sangat aktif dalam organisasi kemahasiswaan misalnya dalam organisasi Himpunan Mahasiwa Islam (HMI) cabang Makassar sebagai ketuanya pada tahun 1965 hingga 1966. Ia menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1967.
Ia juga menjadi Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) tahun 1965 hingga 1966 dan Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tahun 1967 hingga 1969.
Memimpin Perusahaan NV Hadji Kalla
Setelah lulus kuliah, pada tahun 1968 ayahnya Hadji Kalla mengangkat Jusuf Kalla sebagai CEO dari NV Hadji Kalla. Jusuf Kalla kemudian memimpin perusahaan keluarganya tersebut.
Dibawah kepemimpinan Jusuf Kalla, NV Hadji Kalla berkembang sangat pesat dari perusahaan ekspor impor menjadi perusahaan yang bergerak di banyak sektor misalnya konstruksi, kendaraan, real estate, transportasi dan lain-lain.
Jusuf Kalla berangkat ke Perancis untuk melanjutkan pendidikan masternya di The European Institute of Business Administration Fountainebleu.
Karir Politik Jusuf Kalla sudah dimulai kala ia terpilih menjadi Ketua Pemuda Sekber Golkar Sulawesi Selatan dan Tenggara pada tahun 1965 hingga 1968.
Inilah yang membuatnya kemudian menjadi seorang Anggota DPRD Sulawesi Selatan dari partai Golkar pada dari tahun 1967 hingga 1968.
Di tahun 1982 Jusuf Kalla kembali ke kancah politik dengan menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat dari Fraksi Golongan Karya. Jabatan itu ia pegang hingga tahun 1999.
Jusuf Kalla saat itu sudah dikenal sebagai salah satu pengusaha paling terkenal asal Sulawesi Selatan. Nama Jusuf Kalla semakin dikenal oleh masyarakat ketika ia dipilih menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia di era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gusdur pada tahun 1999 hingga 2000.
Pada tahun 2001, Jusuf Kalla dipilih oleh Presiden Megawati Soekarnoputri sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat atau Menkokesra. Jabatan ia itu pegang hingga tahun 2004.
Menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia
Dalam biografi Jusuf Kalla diketahui bahwa pada Oktober 2004, Jusuf Kalla maju sebagai kontestan calon wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Calon Presiden pada pemilu tahun 2004.
Setelah keluar sebagai pemenang, Jusuf Kalla menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia. Susilo Bambang Yudhoyono dilantik sebagai Presiden RI ke-6 dan Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden RI ke-10.
Seorang Tokoh Perdamaian
Jusuf Kalla juga dikenal sebagai salah satu tokoh penting yang merintis perdamaian di berbagai wilayah konflik kala itu misalnya di saat kerusushan Poso dan kerusuhan di Ambon.
Ia juga merupakan salah satu inisiator perdamaian konflik di Aceh antara pemerintah dan kelompok GAM (Gerakan Aceh Merdeka) yang kemudian diselesaikan dengan perjanjian Helsinki tahun 2005.
Prestasi Di Dunia Usaha
Atas prestasinya di dunia usaha, Jusuf Kalla dipilih oleh dunia usaha menjadi Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan (1985-1997), Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia (1997-2002), Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Sulawesi Selatan (1985-1995), Wakil Ketua ISEI Pusat (1987-2000), dan Penasihat ISEI Pusat (2000-sekarang).
Di bidang pendidikan, Ia menjadi Ketua Yayasan Pendidikan Hadji Kalla yang mewadahi TK, SD, SLTP, SLTA Athirah, Ketua Yayasan Pendidikan Al-Ghazali, Universitas Islam Makassar.
Selain itu, ia menjabat Ketua Dewan Penyantun (Trustee) pada beberapa universitas, seperti Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar; Institut Pertanian Bogor (IPB); Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar; Universitas Negeri Makassar (UNM), Ketua Dewan Pembina Yayasan Wakaf Paramadina; Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UNHAS.
Di kalangan ulama dan pemuka masyarakat, nama Jusuf Kalla dikenal sebagai Mustasyar Nahdhatul Ulama Wilayah Sulawesi Selatan, melanjutkan tugas-tugas dan tanggung jawab ayahnya, Hadji Kalla, yang sepanjang hidupnya menjadi bendahara NU Sulsel juga menjadi bendahara Masjid Raya, Masjid Besar yang bersejarah di Makassar.
Ketika akan membangun masjid bersama Alm. Jenderal M. Jusuf, Ia dipilih menjadi Ketua Yayasan Badan Wakaf Masjid Al-Markaz al-Islami (Masjid Jend. M. Jusuf).
Sekarang, Masjid tersebut menjadi Masjid termegah di Indonesia Timur. Di kalangan agama-agama lain selain Islam, Jusuf Kalla dipilih menjadi Ketua Forum Antar-Agama Sulsel.
Penggemar olah raga golf ini, selama sepuluh tahun (1980-1990) menjadi Ketua Persatuan Sepak Bola Makassar (PSM) dan Pemilik Club Sepak Bola Makassar Utama (MU) tahun 1985-1992.
H. M. Jusuf Kalla yang menikah dengan Nyonya Hajjah Mufidah Jusuf telah dikaruniai satu putra dan empat putri serta dikaruniai sembilan cucu.
Maju Sebagai Calon Presiden Indonesia
Pada tahun 2009, Jusuf Kalla maju sebagai kandidat calon Presiden Indonesia yang diusung oleh Partai Golkar didampingi oleh Wiranto sebagai calon wakil Presiden Indonesia dari Partai Hanura.
Namun kalah oleh pasangan SBY serta Boediono yang berhasil menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Jusuf Kalla mendapatkan gelar kehormatan yaitu Doctoral Causa keempatnya yang diterimanya dari Universitas Hasanuddin Makassar dalam bidang ekonomi serta politik pada September 2011.
Kesibukan Jusuf Kalla yang lain adalah menjadi Ketua Palang Merah Indonesia selain itu ia juga biasa menyempatkan dirinya bermain bersama dengan cucu-cucunya.
Menjadi Wakil Presiden Kedua Kalinya
Dalam biografi Jusuf Kalla diketahui juga bahwa di tahun 2014, Jusuf Kalla terpilih sebagai calon wakil presiden Indonesia. Ia maju mendampingi Joko Widodo atau Jokowi yang maju sebagai kandidat calon Presiden Indonesia yang diusung oleh Partai PDI Perjuangan.
Jusuf Kalla terpilih karena pengalamannya yang pernah memimpin Republik Indonesia. Beliau kemudian berhasil menjadi wakil presiden terpilih berikutnya bersama dengan Jokowi sebagai Presiden Terpilih Republik Indonesia setelah menang dengan perolehan suara terbanyak pada Pemilihan presiden 2014 yang dipilih langsung oleh rakyat.
Kekayaan Jusuf Kalla
Selain sebagai seorang politisi, Jusuf Kalla terkenal sebagai seorang pengusaha asal Sulawesi Selatan. Sumber kekayaannya berasal dari NV Hadji Kalla yang didirikan oleh orang tuanya.
NV Hadji Kalla kini kemudian dikenal dengan nama PT Hadji Kalla. Perusahaan ini menangui banyak anak perusahaan yang bergerak di berbagai sektor industri terutama di Sulawesi Selatan.
Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dirilis pada tahun tahun 2014, total kekayaan Jusuf Kalla mencapai Rp 465 miliar plus US$ 1.058.564. Ini menjadikan ia sebagai salah satu pengusaha terkaya di Sulawesi Selatan.