Beranda Ilmuwan Terkenal Biografi James Sidis, Kisah Tragis Manusia Paling Jenius Di Muka Bumi

Biografi James Sidis, Kisah Tragis Manusia Paling Jenius Di Muka Bumi

Biografiku.com | James Sidis diketahui merupakan manusia paling jenius atau paling cerdas yang pernah ada di muka bumi. Ia diketahui memiliki IQ diatas 250-300. Kejeniusan James Sidis bahkan mengalahkan Da Vinci, Einstein, Newton, Hawking dan ilmuwan lainnya.

Dalam sejarahnya, beberapa orang yang memiliki IQ diatas 150 yang bisa dikatakan masuk dalam kategori jenius, sebagaian dari mereka rata-rata dikenal sebagai seorang ilmuwan yang terkenal di dunia. Namun Sidis berada diurutan teratas dalam kategori tersebut.

Biografi James Sidis

Namun nama James Sidis nyaris luput dari hingar bingar pemberitaan tentang para jenius di jagat ilmu pengetahuan. Namun siapa sangka meskipun dijuluki sebagai manusia paling jenius atau cerdas dimuka bumi, kisah kehidupannya sangat tragis hingga kematiannya. Berikut kisah profil dan biografi dari James Sidis.

Biografi James Sidis

Nama lengkapnya adalah William James Sidis. Ia lahir pada tanggal 1 April 1898, di New York City. Ia merupakan anak dari imigran Yahudi yang berasal dari Ukraina.

Ayahnya James Sidis bernama Boris Sidis, PhD, M.D yang dikenal sebagai seorang Psikolog handal. Ibunya bernama Sarah Sidis, M.D. yang merupakan lulusan kedokteran.

Biografi James Sidis, Kisah Tragis Manusia Paling Jenius Di Muka Bumi

Keajaiban James Sidis sudah mulai terlihat ketika ia biasa makan sendiri dengan menggunakan sendok diusia 8 bulan. Pada usia 18 bulan, ia sudah menjadikan majalah The New York Times sebagai bacaannya.

Menguasai 8 Bahasa di Usia 8 Tahun

Pada usia delapan tahun, Ia dilaporkan belajar dan menguasai delapan bahasa (Latin, Yunani, Prancis, Rusia, Jerman, Ibrani, Turki, dan Armenia) ia juga menciptakan bahasa baru yang ia sebut dengan nama sebut “Vendergood”.

BACA JUGA :  Biografi Max Weber

Mahasiswa Termuda di Harvard

Di usia 9 tahun, ayahnya Boris Sidis mendaftarkan anaknya di Universitas Harvard. Ia membuat rekor pada tahun 1909 sebagai mahasiswa termuda yang mendaftar di Harvard University, salah satu kampus terbaik di dunia.

Di awal tahun 1910, Ia sudah menguasai matematika dengan mudah. Ia bahkan memberikan kuliah mengenai ‘Jasad empat Dimensi’ di Harvard Mathematical Club dihadapan para Professor dan mahasiswa Pascasarjana Universitas Harvard.

Calon Ilmuwan Masa Depan

Profesor Fisika MIT Daniel F. Comstock bahkan menyebut James Sidis sebagai sebuah keajaiban dan ia akan menjadi salah satu matematikawan dan ilmuwan paling terkemuka dimasa depan. James Sidis yang masih anak-anak kala itu meraih gelar gelar Bachelor of Arts dengan predikat Cum Laude pada usia 16 tahun di tahun 1914.

Setelah lulus sarjana, James Sidis melanjutkan kuliahnya namun sempat tersendat karena diancam oleh sekelompok mahasiswa yang tidak menyukainya. Di usia 17 tahun, Ia menerima tawaran sebagai asisten dosen sambil melanjutkan ke program doktor di Institut William Marsh Rice.

Biografi James Sidis, Kisah Tragis Manusia Paling Jenius Di Muka Bumi

Disana James Sidis mengajar di kelas trigonometri, Euclidean Geometri dan non-euclidean geometri, namun ia tidak menyelesaikan studinya dengan alasan merasa frustasi oleh sistem pembelajaran dan perlakuan kakak kelasnya yang tidak suka dengannya.

Mengetahui 200 Jenis Bahasa di Dunia

Hal yang luar biasa adalah James Sidis diketahui mengerti 200 jenis bahasa di dunia dan bisa menerjamahkannya dengan amat cepat dan mudah.

Ia bisa mempelajari sebuah bahasa secara keseluruhan dalam sehari. Keberhasilan William Sidis adalah keberhasilan sang Ayah, Boris Sidis yang seorang Psikolog handal berdarah Yahudi. Boris sendiri juga seorang lulusan Harvard, murid psikolog ternama William James.

BACA JUGA :  Biografi George Soros, Si 'Biang Keladi' Krisis Moneter Indonesia dan Asia

Boris memang menjadikan anaknya sebagai contoh untuk sebuah model pendidikan baru sekaligus menyerang sistem pendidikan konvensional yang dituduhnya telah menjadi biang keladi kejahatan, kriminalitas dan penyakit.

Ditangkap dan di Penjara

Dalam biografi James Sidis diketahui bahwa pada tahun 1919, Sidis ditangkap dan ditahan selama 18 bulan karena keterlibatannya dalam demo Socialist May Day di Boston. Saat itu Ia membuat pernyataan menentang wajib militer pada perang Dunia I.

Penangkapan James Sidis kala itu sempat menghebohkan media massa sebagaimana saat Ia mengawali kiprahnya sebagai bocah jenius.

Menjadi Pemulung

Sejak keluar dari penjara, Sidis kemudian menghilang bak ditelan bumi dan setelah sekian lama jejaknya terendus oleh seorang reporter yang bertemu dengan seorang pemulung besi tua nan papa, ternyata dialah William James Sidis.

Meninggal Dalam Keadaan Miskin dan Terasing

Siapa yang sangka William Sidis kemudian meninggal pada usia yang tergolong muda, 46 tahun – sebuah saat dimana semestinya seorang ilmuwan berada dalam masa produktifnya.

James Sidis diketahui meninggal dunia pada tahun 1944 di Boston karena mengalami pendarahan pada otaknya di usia 46 tahun.

Sidis meninggal dalam keadaan menganggur, terasing dan amat miskin. Ironis. Orang kemudian menilai bahwa kehidupan Sidis tidaklah bahagia.

Hidup Tertekan dan Depresi

Popularitas dan kehebatannya pada bidang matematika membuatnya tersiksa. Beberapa tahun sebelum ia meninggal, Sidis memang sempat mengatakan kepada pers bahwa ia membenci matematika – sesuatu yang selama ini telah melambungkan namanya.

Dalam kehidupan sosial, Sidis hanya sedikit memiliki teman. Bahkan ia juga sering diasingkan oleh rekan sekampus. Tidak juga pernah memiliki seorang pacar ataupun istri.

Gelar sarjananya tidak pernah selesai, ditinggal begitu saja. Ia kemudian memutuskan hubungan dengan keluarganya, mengembara dalam kerahasiaan, bekerja dengan gaji seadanya, mengasingkan diri.

BACA JUGA :  Biografi Prof. Yohanes Surya - Sang Fisikawan Indonesia

Ia berlari jauh dari kejayaan masa kecilnya yang sebenarnya adalah proyeksi sang ayah. Ia menyadarinya bahwa hidupnya adalah hasil pemolaan orang lain. Namun, kesadaran memang sering datang terlambat.

James Sidis sendiri menyadari sepenuhnya bahwa ia hanyalah bahan percobaan ayahnya sehingga membuat ia kemudian mengasingkan diri.

Mengharukan memang usaha Sidis. Ada keinginan kuat untuk lari dari pengaruh sang Ayah, untuk menjadi diri sendiri. Walau untuk itu Sidis tidak kuasa. Pers dan publik terlanjur menjadikan Sidis sebagai sebuah berita. Kemanapun Sidis bersembunyi, pers pasti bisa mencium.

Sidis tidak bisa melepaskan pengaruh sang ayah begitu saja. Sudah terlanjur tertanam sebagai sebuah bom waktu, yang kemudian meledakkan dirinya sendiri.

Seperti itulah profil dan biografi James Sidis yang dikenal sebagai manusia paling cerdas di muka bumi namun kisahnya sangat memprihatinkan. Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Advertisement