Beranda Biografi Tokoh Dunia Biografi Aristoteles, Kisah Filsuf Yunani Yang Dijuluki ‘Bapak Ilmu Pengetahuan’

Biografi Aristoteles, Kisah Filsuf Yunani Yang Dijuluki ‘Bapak Ilmu Pengetahuan’

Biografiku.com | Aristoteles dikenal sebagai filsuf Yunani dan juga Bapak Ilmu Pengetahuan. Aristoteles adalah orang pertama di dunia yang dapat membuktikan bahwa bumi bulat. Pembuktian yang dilakukannya dengan jalan melihat gerhana.

Biografi Aristoteles, Kisah Filsuf Yunani Yang Dijuluki 'Bapak Ilmu Pengetahuan'

Kata kerja, kata benda, kata sifat dan sebagainya merupakan pembagian kata hasil pemikirannya. Dia jugalah yang mengatakan bahwa manusia adalah mahluk sosial. Hasil karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Latin, Arab, Itali, Perancis, Ibrani, Jerman dan Inggris.

Biodata Aristoteles

Nama Aristoteles
LahirStagira, 384 SM
GelarFilsuf, Bapak Ilmu Pengetahuan
AnakNicomachus
Pasangan:Pythias, Herpyllis
MeninggalYunani 322 SME

Biografi Aristoteles

Mengenai biografi aristoteles, Ayahnya yang bernama Nicomachus, seorang dokter di sitana. Aristoteles dilahirkan di kota Stagira, Macedonia, 384 SM.

Pada tahun 384 SM. Amyntas III, raja Mecodonia, kakek Alexander Agung, Meninggal dunia ketika Aristoteles berusia 15 tahun. Ia kemudian tinggal bersama proxenus yang merupakan pamanya.

Belajar ke Plato

Pada umur tujuh belas tahun, Ia pergi ke Athena belajar di Akademi Plato. Dari sana ia kemudian menjadi murid plato selama 20 tahun.

Dengan meninggalnya plato pada tahun 347 SM. Aristoteles meninggalkan Athena dan mengembara selama 12 tahun. Dalam jenjang waktu itu ia mendirikan akademi di Assus dan menikah dengan Pythias yang tak lama kemudian meninggal.

Ia lalu menikah lagi dengan Herpyllis yang kemudian melahirkan baginya seorang anak laki-laki yang ia beri nama Nicomachus seperti ayahnya.

Dari ayahnya, Ia mungkin memperoleh dorongan minat di bidang biologi dan “pengetahuan praktis”. Di bawah asuhan Plato dia menanamkan minat dalam hal spekulasi filosofis.

Guru Alexander Agung

Pada tahun 342 SM Aristoteles pulang kembali ke Macedonia. Disana ia menjadi guru seorang anak raja umur tiga belas tahun yang kemudian dalam sejarah terkenal dengan Alexander Agung. Ia mendidik si Alexander muda dalam beberapa tahun.

BACA JUGA :  Biografi Sigmund Freud - Sang Psikolog Legendaris

Di tahun 335 SM, sesudah Alexander naik tahta kerajaan, Aristoteles kembali ke Athena dan di situ dibukanya sekolahnya sendiri, Lyceum.

Dia berada di Athena dua belas tahun, satu masa yang berbarengan dengan karier penaklukan militer Alexander. Alexander tidak minta nasehat kepada bekas gurunya, tetapi dia berbaik hati menyediakan dana buat ia untuk melakukan penyelidikan-penyelidikan.

Mungkin ini merupakan contoh pertama dalam sejarah seorang ilmuwan menerima jumlah dana besar dari pemerintah untuk maksud-maksud penyelidikan dan sekaligus merupakan yang terakhir dalam abad-abad berikutnya.

Walau begitu, pertaliannya dengan Alexander mengandung berbagai bahaya. Ia menolak secara prinsipil cara kediktatoran Alexander. Tatkala si penakluk Alexander menghukum mati sepupu Aristoteles dengan tuduhan menghianat, Alexander punya pikiran pula membunuhnya.

Di satu pihak Aristoteles kelewat demokratis di mata Alexander. Dia juga punya hubungan erat dengan Alexander dan dipercaya oleh orang-orang Athena. Tatkala Alexander mati tahun 323 SM golongan anti-Macedonia memegang tampuk kekuasaan di Athena dan Ia pun didakwa kurang ajar kepada dewa.

Ia teringat nasib yang menimpa Socrates 76 tahun sebelumnya. :ari meninggalkan kota sambil berkata dia tidak akan diberi kesempatan kedua kali kepada orang-orang Athena berbuat dosa terhadap para filosof.

Ia juga mendirikan semacam akademi. Di sinilah ia selama 12 tahun memberikan kuliah, berpikir, mengadakan riset dan eksperimen serta membuat catatan-catatan dengan tekun dan cermat.

Pada tahun 323 SM Alexander Agung meninggal. Karena takut di bunuh orang yunani yang membenci pengikut Alexander. Aristoteles akhirnya melarikan diri ke Chalcis.

Demikian juga dengan tokoh ini, satu tahun setelah pelariannya ke kota itu, yaitu tepatnya pada tahun 322 SM, pada usia 62 tahun Aristoteles meninggal di kota Chalcis Yunani. Ia meninggal di pembuangan beberapa bulan.

Karya Aristoteles

Hasil murni karya Aristoteles jumlahnya mencengangkan. Empat puluh tujuh karyanya masih tetap bertahan. Daftar kuno mencatat tidak kurang dari seratus tujuh puluh buku hasil ciptaannya.

BACA JUGA :  Biografi Marie Curie, Wanita Pertama Peraih Nobel Penemu Radioaktif

Bahkan bukan sekedar banyaknya jumlah judul buku saja yang mengagumkan, melainkan luas daya jangkauan peradaban yang menjadi bahan renungannya juga tak kurang-kurang hebatnya.

Kerja ilmiahnya betul-betul merupakan ensiklopedi ilmu untuk jamannya. Aristoteles menulis tentang astronomi, zoologi, embryologi, geografi, geologi, fisika, anatomi, physiologi, dan hampir tiap karyanya dikenal di masa Yunani purba.

Hasil karya ilmiahnya, merupakan, sebagiannya, kumpulan ilmu pengetahuan yang diperolehnya dari para asisten yang spesial digaji untuk menghimpun data-data untuknya, sedangkan sebagian lagi merupakan hasil dari serentetan pengamatannya sendiri.

Perjalanan Hidup Aristoteles

Untuk menjadi seorang ahli paling jempolan dalam tiap cabang ilmu tentu kemustahilan yang ajaib dan tak ada duplikat seseorang di masa sesudahnya. Tetapi apa yang sudah dicapai olehnya malah lebih dari itu.

Biografi Aristoteles, Kisah Filsuf Yunani Yang Dijuluki 'Bapak Ilmu Pengetahuan'
Patung Perunggu Aristoteles

Dia filosof orisinal, dia penyumbang utama dalam tiap bidang penting falsafah spekulatif, dia menulis tentang etika dan metafisika, psikologi, ekonomi, teologi, politik, retorika, keindahan, pendidikan, puisi, adat-istiadat orang terbelakang dan konstitusi Athena. Salah satu proyek penyelidikannya adalah koleksi pelbagai negeri yang digunakannya untuk studi bandingan.

Penemuan Aristoteles

Mungkin sekali, yang paling penting dari sekian banyak hasil karyanya adalah penyelidikannya tentang teori logika, dan ia dipandang selaku pendiri cabang filosofi yang penting ini. Hal ini sebetulnya berkat sifat logis dari cara berfikir Aristoteles yang memungkinkannya mampu mempersembahkan begitu banyak bidang ilmu.

Dia punya bakat mengatur cara berfikir, merumuskan kaidah dan jenis-jenisnya yang kemudian jadi dasar berpikir di banyak bidang ilmu pengetahuan. Ia tak pernah kejeblos ke dalam rawa-rawa mistik ataupun ekstrim. Ia senantiasa bersiteguh mengutarakan pendapat-pendapat praktis.

Sudah barang tentu, manusia namanya, dia juga berbuat kesalahan. Tetapi, sungguh menakjubkan sekali betapa sedikitnya kesalahan yang dia bikin dalam ensiklopedi yang begitu luas.

Penulis-penulis Yunani yang muncul kemudian, begitu pula filosof-filosof Byzantium mempelajari karyanya dan menaruh kekaguman yang sangat. Perlu juga dicatat, buah pikirannya banyak membawa pengaruh pada filosof Islam dan berabad-abad lamanya tulisan-tulisannya mendominir cara berpikir Barat.

BACA JUGA :  Biografi Michael Faraday - Penemu Dinamo dan Kelistrikan

Ibnu Rusyd (Averroes), mungkin filosof Arab yang paling terkemuka, mencoba merumuskan suatu perpaduan antara teologi Islam dengan rasionalismenya Aristoteles. Maimomides, pemikir paling terkemuka Yahudi abad tengah berhasil mencapai sintesa dengan Yudaisme.

Tetapi, hasil kerja paling gemilang dari perbuatan macam itu adalah Summa Theologia-nya cendikiawan Nasrani St. Thomas Aquinas. Di luar daftar ini masih sangat banyak kaum cerdik pandai abad tengah yang terpengaruh demikian dalamnya oleh pikiran Aristoteles.

Kekaguman orang kepadanya menjadi begitu melonjak di akhir abad tengah tatkala keadaan sudah mengarah pada penyembahan berhala.

Dalam keadaan itu tulisan-tulisan Aristoteles lebih merupakan semacam bungkus intelek yang jitu tempat mempertanyakan problem lebih lanjut daripada semacam lampu penerang jalan.

Aristoteles yang gemar meneliti dan memikirkan ihwal dirinya tak salah lagi kurang sepakat dengan sanjungan membabi buta dari generasi berikutnya terhadap tulisan-tulisannya.

Beberapa ide Aristoteles kelihatan reaksioner diukur dengan kacamata sekarang. Misalnya, dia mendukung perbudakan karena dianggapnya sejalan dengan garis hukum alam. Dan dia percaya kerendahan martabat wanita ketimbang laki-laki.

Istilah-istilah ciptaan aristoteles masih dipakai sampai sekarang: Informasi, relasi, energi, kuantitas, kualitas, individu, substansi, materi, esensi, dsb.

Ahli filsafat terbesar di dunia sepanjang zaman, bapak peradaban barat, bapak eksiklopedi, bapak ilmu pengetahuan, atau guru(nya) para ilmuwan adalah berbagai julukan yang diberikan pada ilmuan ini.

Berbagai termuannya seperti logika yang diebut juga ilmu mantic yaitu pengethaun tentang cara berpikir dengan baik, benar, dan sehat, membaut namanya begitu dikenal oleh setiap orang di seluruh dunia yang pernah mengecap penididkan.

Julukan:

  • Ahli filsafat terbesar di dunia sepanjang zaman.
  • Bapak peradaban barat.
  • Bapak ilmu pengetahuan atau guru (nya) para ilmuan.

Penemuan / Sumbangan Ilmu Pengetahuan yakni Logika (pengetahuan tentang cara berpikir dengan baik, benar, dan sehat), Biologi, fisika, botano, astronomi, kimia, meteorology, anatomi. Zoology, embriologi, dan psikologi eksperimental

Advertisement