Biografiku.com – RA Kartini merupakan pahlawan wanita Indonesia yang berasal dari Jepara. Ia merupakan tokoh emansipasi yang paling terkenal di Indonesia. Saking terkenalnya bahkan hari lahirnya diperingati sebagai hari Kartini.
Jasa-jasanya dalam memajukan pendidikan wanita pribumi Indonesia sangat dikagumi baik di dalam maupun di luar negeri. Berikut Fakta RA Kartini yang menarik yang tidak kamu ketahui.
Kartini keturunan bangsawan serta keturunan ulama
Kartini memiliki garis keturunan bangsawan yang berasal dari ayahnya yang bernama Mas Adipati Ario sosroningrat. ayahnya diketahui memiliki posisi sebagai bupati Jepara dimana ia merupakan keturunan dari Sultan Hamengkubuwono VI serta garis keturunan Kerajaan Majapahit.
Sementara untuk darah ulama Kartini memiliki seorang ibu bernama M.A Ngasirah. Ibunya ini merupakan anak dari ulama yang bernama Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono. Ayahnya merupakan ulama yang terkenal di daerah Jepara tepatnya di daerah Teklukawur.
Tidak Terlalu Peduli Dengan gelar Kebangsawanan
Walaupun memiliki gelar kebangsawanan, hari ini rupanya tidak terlalu bangga dengan gelar bangsawan yang ia miliki. Ia lebih senang jika dipanggil Kartini saja walaupun nama nama gelar nya yakni Raden Ayu Kartini.
Hidup Dalam keluarga Poligami
Kartini hidup dalam keluarga yang menganut sistem poligami. Misalnya ayahnya yang memiliki istri lebih dari satu, ibunya Kartini merupakan istri pertama namun bukan menjadi istri utama ayahnya. Selain itu Kartini juga memiliki seorang suami di mana suaminya tersebut diketahui sudah pernah menikah sebelumnya. Kartini merupakan istri keempat dari Raden Adipati Djojo Adiningrat.
Buku Habis Gelap Terbitlah Terang Sebanarnya Bukanlah Sebuah Buku
Dalam biografi RA Kartini diketahui bahwa Kartini memiliki sebuah buku bernama Habis Gelap Terbitlah Terang. Namun buku tersebut pada awalnya bukanlah sebuah buku melainkan kumpulan dari surat-surat RA Kartini yang dikirimkan kepada J.H. Abendanon kepada teman-temannya di Eropa.
Surat-surat Kartini ini berisi kumpulan dari pemikiran-pemikirannya mengenai kebudayaan masyarakat Jawa kala itu serta bagaimana posisi perempuan pribumi dalam budaya masyarakat Jawa. Hal inilah yang kemudian mengubah pandangan masyarakat Eropa terhadap kaum wanita pribumi di Jawa.
Bukunya Awalnya Bukan Bernama Habis gelap Terbitlah Terang
Buku Habis Gelap Terbitlah Terang pada awalnya berjudul dari Gelap Menuju cahaya ini didasarkan pada Surah Al Baqarah ayat 257 yang di mana disitu disebutkan bahwa Allah yang membimbing orang-orang beriman dari Gelap Menuju cahaya.
Kartini diketahui sering membaca terjemahan al-quran di mana Alquran tersebut diberikan oleh guru mengajinya yang bernama Kyai sholeh darat sebagai hadiah atas pernikahan Kartini.
Nama Kartini Sebagai Nama Jalan di Belanda
Nama Kartini sangat terkenal di Belanda. pemerintah Belanda mengabadikan nama Kartini sebagai nama jalan di Belanda. di sana Jalan Kartini bukan hanya terdapat satu saja melainkan ada empat jalan yang bernama Kartini. Jalan ini terdapat di Utrecht, Haarlem, Venioserta di Amsterdam dengan nama Jalan R.A. Kartinistraat.
Cerdas Dalam Berbahasa Belanda
Sebagai seorang bangsawan Kartini mendapatkan pendidikan yang layak pada masanya. salah satunya adalah pelajaran bahasa Belanda. Dalam surat-suratnya yang ditulis oleh Kartini diketahui menggunakan bahasa Belanda dalam melakukan komunikasi dengan teman-temannya di Eropa.
Hobi Kartini kala itu yakni melakukan korespondensi dengan teman-temannya yang berada di Eropa khususnya Belanda. Surat-suratnya itulah yang kemudian dikumpulkan dan disusun menjadi sebuah buku bernama Habis Gelap Terbitlah Terang.
Kartini Wafat Di Usia Sangat Muda
Kartini merupakan salah satu pahlawan nasional wanita Indonesia yang meninggal di usia yang masih sangat muda yakni di usia 25 tahun pada tanggal 13 September 1904.
Ia meninggal beberapa hari setelah melahirkan Putra pertamanya hasil pernikahannya dengan Raden Adipati Djojo Adiningrat yang kemudian diberi nama Soesalit Djojoadhiningrat. Kartini kemudian dimakamkan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Kartini Merekomendasikan Beasiswa Untuk Haji Agus Salim.
Saat itu diketahui bahwa Kartini ini merupakan penerima beasiswa pendidikan dari pemerintah kolonial Belanda untuk melanjutkan pendidikannya di negeri Belanda.
Namun karena dinikahkan, Kartini kemudian menulis surat kepada Mr JH Abendanon untuk rekomendasikan Haji Agus Salim sebagai pengganti penerima beasiswa pemerintah Belanda. Kartini saat itu melihat Haji Agus Salim muda sebagai sosok yang cerdas dan juga santun.