Beranda Biografi Tokoh Indonesia Biografi Jenderal Ahmad Yani, Kisah Tokoh Pahlawan Revolusi

Biografi Jenderal Ahmad Yani, Kisah Tokoh Pahlawan Revolusi

Biografiku.com | Jenderal Ahmad Yani dikenal sebagai sebagai salah satu pahlawan Revolusi Indonesia. Ia termasuk salah satu korban dari tujuh perwira tinggi militer TNI AD yang terbunuh oleh anggota G30S/PKI di tahun 1965.

Biografi Jenderal Ahmad Yani

Jasadnya ditemukan di sumur Lubang Buaya bersama jasad jenderal lainnya. Ahmad Yani gugur ditembak di rumahnya sendiri oleh sersan dua Gijadi yang merupakan prajuritnya sendiri saat peristiwa G30S/PKI.

Biografi Jenderal Ahmad Yani

  • Nama : Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani
  • Lahir : Purworejo, Jawa Tengah, 19 Juni 1922
  • Wafat : Jakarta, 1 Oktober 1965
  • Orang Tua : Sarjo bin Suharyo (ayah), Murtini (ibu)
  • Istri : Yayu Rulia Sutowiryo
  • Anak : Indriah Ami Yani, Elina Lilik Yani, Widna Ami Yani, Remi Tha Yani, Untung Murfeni Yani, Irawan Sura Eddy Yani, Amelia Achmad Yani
  • Gelar : Pahlawan Revolusi

Jenderal Ahmad Yani, beliau dilahirkan di Purworejo, Jawa Tengah pada tanggal 19 Juni 1922. Ia wafat di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965. Ahmad Yani merupakan anak dari pasangan Sarjo bin Suharyo dan Murtini.

Masa Pendidikan

Pendidikan formal Ahmad Yani diawalinya di HIS sebuah sekolah setingkat Sekolah Dasar zaman belanda di Bogor.  Ia selesaikan pendidikannya pada tahun 1935.

Ia kemudian melanjutkan sekolahnya ke MULO sebuah sekolah setingkat Sekolah Menegah Pertama zaman Belanda di Bogor. Setelah tamat dari sana pada tahun 1938, selanjutnya ia masuk ke AMS sekolah setingkat sekolah Menengah Umum di Jakarta.

Masuk Ke Militer

Di AMS, ia menjalaninya hanya sampai kelas dua. Ini sehubungan dengan adanya milisi yang diumumkan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Achmad Yani kemudian mengikuti pendidikan militer pada Dinas Topografi Militer di Malang dan secara lebih intensif di Bogor.

BACA JUGA :  Biografi dr. Terawan Agus Putranto, Kisah Ahli 'Cuci Otak' Menjadi Menteri Kesehatan

Dari sana Ahmad Yani mengawali karir militernya dengan pangkat Sersan. Kemudian setelah tahun 1942 yakni setelah pendudukan Jepang di Indonesia, ia juga mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan selanjutnya masuk tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor.

Biografi Jenderal Ahmad Yani, Kisah Tokoh Pahlawan Revolusi

Berbagai prestasi pernah diraihnya pada masa perang kemerdekaan. Ia berhasil menyita senjata Jepang di Magelang. Setelah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, Ahmad Yani diangkat menjadi Komandan TKR Purwokerto.

Ketika Agresi Militer Pertama Belanda terjadi, pasukannya yang beroperasi di daerah Pingit berhasil menahan serangan Belanda di daerah tersebut. Maka saat Agresi Militer Kedua Belanda terjadi, ia dipercayakan memegang jabatan sebagai Komandan Wehrkreise II yang meliputi daerah pertahanan Kedu.

Menumpas Pemberontakan DI/TII 

Setelah Indonesia mendapat pengakuan kedaulatan, Ahmad Yani diserahi tugas untuk melawan tentara pemberontak DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) yang kala itu dipimpin oleh Kartosuwiryo yang membuat kekacauan di daerah Jawa Tengah.

Ketika itu dibentuk pasukan Banteng Raiders yang diberi latihan khusus hingga pasukan DI/TII pun berhasil dikalahkan. Seusai penumpasan DI/TII tersebut, ia kembali ke Staf Angkatan Darat.

Sekolah Komando di Amerika dan Inggris

Pada tahun 1955, Ahmad Yani disekolahkan ke Amerika di Command and General Staff College di Fort Leaven Worth, Kansas, selama sembilan bulan.

Pada tahun 1956, ia juga mengikuti pendidikan selama dua bulan pada Spesial Warfare Course di Inggris. Tahun 1958 saat pemberontakan PRRI terjadi di Sumatera Barat, Ahmad Yani yang masih berpangkat Kolonel diangkat menjadi Komandan Komando Operasi 17 Agustus.

Menteri/Panglima Angkatan Darat

Ia memimpin penumpasan pemberontakan PRRI dan berhasil menumpasnya. Hingga pada tahun 1962, Jenderal Ahmad Yani diangkat menjadi Menteri/Panglima Angkatan Darat.

BACA JUGA :  Biografi Idjon Djanbi, Kisah Pendiri Kopassus Yang Terlupakan

Ahmad Yani selalu berbeda paham dengan PKI (Partai Komunis Indonesia). Kala itu Partai Komunis Indonesia yang dipimpin oleh DN Aidit berniat membentuk Angkatan Kelima selain ABRI dan Polisi untuk menghadapi konfrontasi dengan Malaysia. Namun Jendera Ahmad Yani menolak keinginan PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh dan tani yang dipersenjatai.

Diculik oleh G30S/PKI 

Oleh karena itu, ia menjadi salah satu target PKI yang diculik dan dibunuh di antara tujuh petinggi TNI Angkatan Darat melalui Pemberontakan G30S/PKI (Gerakan Tiga Puluh September/PKI). Pemberontakan ini dipimpin oleh Letkol Untung dari pasukan Cakrabirawa yang merupakan pasukan pengawal presiden.

Menjelang subuh, Pasukan Cakrabirawa ini kemudian mendatangi kediaman dari Menteri/Panglima Angkatan Darat itu. Ahmad Yani ditembak di depan kamar tidurnya pada tanggal 1 Oktober 1965 (dinihari). Pelaku Penembak Ahmad Yani bernama Gijadi yang berpangkat sersan dua dari Cakrabirawa.

Ia menembak Menteri/Panglima Angkatan Darat itu atas perintah Sersan Satu Raswad. Jenazahnya Menteri/Panglima Angkatan Darat itu kemudian ditemukan di Lubang Buaya, Jakarta Timur bersama dengan jasad 6 perwira lainnya.

Biografi Jenderal Ahmad Yani, Kisah Tokoh Pahlawan Revolusi

Gugur Sebagai Pahlawan Revolusi

Jenazahnya kemudian dimakamkan secara layak di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Ahmad Yani gugur sebagai Pahlawan Revolusi. Pangkat sebelumnya sebagai Letnan Jenderal dinaikkan satu tingkat (sebagai penghargaan) menjadi Jenderal.

Bintang Penghargaan

  • Bintang RI Kelas II
  • Bintang Sakti
  • Bintang Gerilya
  • Bintang Sewindu Kemerdekaan I dan II
  • Satyalancana Kesetyaan VII, XVI
  • Satyalancana G:O.M. I dan VI
  • Satyalancana Sapta Marga (PRRI)
  • Satyalancana Irian Barat (Trikora)
  • Ordenon Narodne Armije II Reda Yugoslavia (1958)
  • Tanda Penghormatan : Pahlawan Revolusi
Advertisement